Kerajaan Singasari merupakan salah satu dari kerajaan tertua dan pernah ada di Nusantara. Pendiri dari Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Sebenarnya Asal usul dari Ken Arok sama sekali tidak jelas. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok merupakan anak dari seorang wanita petani biasa dari Desa Pangkur (sebelah timur Gunung Kawi). Kebanyakan dari para ahli sejarah menduga bahwa ayah Ken Arok adalah salah seorang dari pejabat kerajaan, karena Ken Arok memiliki ciri-ciri seperti :
1. Cara berpikir dan wawasan yang luas.
2. Berambisi terhadap tahta (menguasai tahta).
3. Memiliki pola dan strateginya yang sangat matang.
Tidak semua keturunan dari golongan petani memiliki ciri-ciri karakter seperti yang telah disebutkan diatas. Pada mulanya Ken Arok hanyalah seorang abdi dalem biasa dari Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Setelah Ken Arok mengabdi sangat lama pada Tumapel, muncul keinginan dan ambisi yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk dapat menduduki jabatan sebagai seorang akuwu dan sekaligus ingin sekali memperistri Ken Dedes (istri sah dari Tunggul Ametung) yang sangat cantik. Dengan menggunakan strategi tipu muslihat yang terencana dengan baik, Ken Arok akhirnya dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok mengangkat dirinya sendiri menjadi seorang akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes yang saat itu telah mengandung anak dari Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia adalah penjelmaan dari Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan agar Ken Arok dapat diterima secara sah oleh rakyat sebagai seorang pemimpin Tumapel.
Wilayah Tumapel pada waktu itu masih menjadi daerah kekuasaan dari Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya atau Dandang Gendis. Ken Arok berusaha untuk memberontak, tetapi masih menunggu saat yang tepat. Pada tahun 1222 akhirnya datanglah beberapa pendeta dari Kediri untuk meminta perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan kejam dan sewenang-wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok mau menerima dengan senang hati dan mulailah menyusun barisan, melatih para prajurit, agar dapat melakukan tindakan propaganda terhadap rakyatnya agar mau mendukungnya untuk memberontak terhadap Kerajaan Kediri.
Setelah segala sesuatunya dirasakan sudah siap, maka berangkatlah sejumlah besar prajurit dari Tumapel menuju Kediri. Akhirnya di daerah Ganter terjadilah peperangan yang sangat dahsyat antara tentara Tumapel dan Kediri. Semua prajurit Kediri beserta rajanya dapat dibunuh. Ken Arok datang disambut dengan gembira oleh rakyat Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja yang sah. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri disatukan dengan Tumapel yang kemudian disebut dengan Kerajaan Singasari. Pusat kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah Gunung Arjuna.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI
Puncak kejayaan dari Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Raja tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang terlihat dari sisi kemampuan sangat kurang berkualitas. Selain itu, raja juga menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya adalah dengan Kerajaan Campa. Karena politik pemerintahan yang dijalankan oleh Raja Kertanegara, Kerajaan Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan yang terkuat di Nusantara pada masa itu, baik dalam bidang perekonomian kerajaan maupun dalam bidang militer.
1. Cara berpikir dan wawasan yang luas.
2. Berambisi terhadap tahta (menguasai tahta).
3. Memiliki pola dan strateginya yang sangat matang.
Tidak semua keturunan dari golongan petani memiliki ciri-ciri karakter seperti yang telah disebutkan diatas. Pada mulanya Ken Arok hanyalah seorang abdi dalem biasa dari Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Setelah Ken Arok mengabdi sangat lama pada Tumapel, muncul keinginan dan ambisi yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk dapat menduduki jabatan sebagai seorang akuwu dan sekaligus ingin sekali memperistri Ken Dedes (istri sah dari Tunggul Ametung) yang sangat cantik. Dengan menggunakan strategi tipu muslihat yang terencana dengan baik, Ken Arok akhirnya dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok mengangkat dirinya sendiri menjadi seorang akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes yang saat itu telah mengandung anak dari Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia adalah penjelmaan dari Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan agar Ken Arok dapat diterima secara sah oleh rakyat sebagai seorang pemimpin Tumapel.
Wilayah Tumapel pada waktu itu masih menjadi daerah kekuasaan dari Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya atau Dandang Gendis. Ken Arok berusaha untuk memberontak, tetapi masih menunggu saat yang tepat. Pada tahun 1222 akhirnya datanglah beberapa pendeta dari Kediri untuk meminta perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan kejam dan sewenang-wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok mau menerima dengan senang hati dan mulailah menyusun barisan, melatih para prajurit, agar dapat melakukan tindakan propaganda terhadap rakyatnya agar mau mendukungnya untuk memberontak terhadap Kerajaan Kediri.
Setelah segala sesuatunya dirasakan sudah siap, maka berangkatlah sejumlah besar prajurit dari Tumapel menuju Kediri. Akhirnya di daerah Ganter terjadilah peperangan yang sangat dahsyat antara tentara Tumapel dan Kediri. Semua prajurit Kediri beserta rajanya dapat dibunuh. Ken Arok datang disambut dengan gembira oleh rakyat Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja yang sah. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri disatukan dengan Tumapel yang kemudian disebut dengan Kerajaan Singasari. Pusat kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah Gunung Arjuna.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI
Puncak kejayaan dari Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Raja tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang terlihat dari sisi kemampuan sangat kurang berkualitas. Selain itu, raja juga menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya adalah dengan Kerajaan Campa. Karena politik pemerintahan yang dijalankan oleh Raja Kertanegara, Kerajaan Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan yang terkuat di Nusantara pada masa itu, baik dalam bidang perekonomian kerajaan maupun dalam bidang militer.
Comments
Post a Comment