MASA KEJAYAAN DAN SEKALIGUS KERUNTUHAN DARI KERAJAAN MAJAPAHIT

Raja Hayam Wuruk, juga disebut sebagai Rajasanagara. Ia memerintah Kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M. Majapahit mencapal puncak masa kejayaannya dengan bantuan dari Mahapatihnya, Gadjah Mada. Di bawah perintah Patih Gadjah Mada (1313-1364 M), Majapahit menguasai Iebih banyak wilayah-wilayah Nusantara. Pada tahun 1377 M, beberapa tahun setelah kematian Gadjah Mada, Majapahit kemudian melanjutkan serangan laut menuju ke Palembang, yang menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya.


Selain Patih Gadjah Mada, Majapahit juga memiliki jendral yang juga sangat terkenal yang bernama Adityawarman. Ia terkenal karena penaklukkannya diwilayah Minangkabau. Menurut Kakawin Nagarakertagama Pupuh Xlll-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi wilayah :

1. Sumatra.
2. Semenanjung Malaya.
3. Borneo (Kalimantan).
4. Sulawesi.
5. Kepulauan Nusa Tenggara.
6. Maluku.
7. Papua.
8. Sebagian Kepulauan Filipina.

Namun, batasan dari alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut sama sekali tidak berada di bawah langsung kekuasaan terpusat Majapahit, akan tetapi hanya terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan berikut :

•    Campa.
•    Kamboja.
•    Siam.
•    Birma bagian selatan.
•    Vietnam.
•    Mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

Kerajaan ini mencapai masa puncak kejayaannya pada abad ke-14 yaitu pada masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 M) yang didampingi oleh Patih Gadjah Mada (1331-1364 M). Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir yang berada di Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lainnya di wilayah Semenanjung Malaya, Borneo, Sumatera, Bali, dan Filipina. Sumber utama yang digunakan sebagai dasar oleh para sejarawan agar dapat membuktikan keberadaan Majapahit adalah dari adanya Pararaton (“Kitab Raja-Raja Terdahulu”) dalam bahasa Kawi dan Nagarakertagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton banyak menceritakan tentang Ken Arok (pendiri dari Kerajaan Singasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek tentang terbentuknya Kerajaan Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama yang merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari negeri Tiongkok dan negara-negara lainnya.

KERUNTUHAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Kekuasaan dari Kerajaan Majapahit mulai berangsur-angsur melemah ketika terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406 M, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Terjadi pula pergantian raja yang saling diperdebatkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar oleh seorang bangsawan pada 1468 M. Kerajaan Majapahit berakhir pada tahun 1400 Saka atau 1478 M. Hal ini tampak pada candrasengkala (penanda tahun) yang berbunyi “sirna ilang kertaning bumi” yang berarti “sirna hilanglah kemakmuran bumi”.

Pada tahun tersebut telah digambarkan dengan gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Kerajaan Majapahit, oleh Girindrawardhana. Kemunduran Kerajaan Majapahit terjadi pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Pengaruh dari Kerajaan Majapahit di seluruh Nusantara sudah mulai banyak berkurang. Pada saat yang bersamaan juga, sudah mulai berdirinya Kerajaan-Kerajaan Islam seperti Kesultanan Malaka, yang mulai muncul dibagian barat Nusantara. Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis, dan Italia menyatakan bahwa telah terjadinya perpindahan kekuasaan Kerajaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, sebagai Sultan sekaligus penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.


Comments