CATATAN SEJARAH DAN BUKTI ARKEOLOG SEJARAH KEBERADAAN KERAJAAN SUNDA

1. Catatan Sejarah dari Negeri Cina.

Terdapat  sumber dari naskah Cina tertentu tentang keberadaan Kerajaan Sunda. Pada saat Dinasti Sung Selatan, inspektur perdagangan dengan negara-negara asing, Zhao Rugua mengumpulkan laporan dari para pelaut dan pedagang yang benar-benar mengunjungi negara-negara asing. Dalam laporannya tentang adanya suatu negara yang Jauh, Zhufan Zhi, yang ditulis tahun 1225, menyebutkan tentang keberadaan pelabuhan di "Sin-t'o". Zhao melaporkan bahwa :


"Para penduduk dari Negara (Kerajaan) itu tinggal di sepanjang pantai. Mereka bekerja dalam bidang pertanian, rumah-rumah mereka dibangun diatas tiang kayu kuat dan kokoh (rumah panggung) dan dengan atap jerami serta daun pohon kelapa dan dinding-dindingnya terbuat dengan papan kayu yang  diikat kuat dengan rotan. Laki-laki dan perempuan disana membungkus pinggang mereka dengan sepotong kain katun, dan memotong rambut mereka sampai panjangnya setengah inci. Tumbuhan yang bernama “Lada” tumbuh subur di bukit (negeri itu) bijinya sangat kecil, akan tetapi sangat berat dan kualitasnya yang paling terbaik dari wilayah Ta-pan (Tuban, salah satu kota di Jawa Timur). Negara itu menghasilkan labu, tebu, telur serta kacang-kacangan.”

2. Catatan Sejarah Dari Benua Eropa.

Laporan dari Eropa yang berasal dari periode berikutnya menjelang akhir jatuhnya Kerajaan Sunda oleh kekuatan militer Kesultanan Banten. Salah satu penjelajah itu adalah Tome Pires dari Portugal. Dalam bukunya Suma Oriental (1513 - 1515) ia menulis bahwa:


"Beberapa orang menjelaskan bahwa kerajaan Sunda luasnya setengah dari seluruh pulau Jawa, sebagian lagi mengatakan bahwa Kerajaan Sunda luasnya sepertiga dari pulau Jawa dan ditambah dengan seperdelapannya.”

3. Penemuan Arkeolog Tentang Keberadaan Kerajaan Sunda.

Pada wilayah Jawa Barat ditemukan beberapa candi diantaranya adalah :

1.    Percandian Batujaya yang telah di Karawang (perkiran abad ke 2 sampai ke 12) yang berciri khas Buddha.
2.    Percandian Hindu yaitu Candi Bojongmenje yang ditemukan di Kabupaten Bandung yang perkiraan berasal dari abad ke-7 (satu zaman dengan percandian Dieng).
3.    Candi Cangkuang di temukan di Leles, Garut yang bercorak Hindu Siwa dan diduga berasal dari abad ke-8 Masehi.


Siapapun yang sebelumnya telah membangun candi-candi tersebut masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, namun pada dasarnya telah disepakati bahwa candi-candi ini sebelumnya sudah dikaitkan dengan kerajaan Hindu yang pernah ada di wilayah Jawa Barat yaitu :

1. Kerajaan Tarumanagara.
2. Kerajaan Sunda .
Dan
3. Kerajaan Galuh.

Pada Museum Nasional Indonesia yang berada di kawasan Jakarta terdapat sejumlah arca yang disebut dengan  "arca Caringin" karena pernah menjadi hiasan kebun asisten residen Belanda di pada masa kolonialis Belanda dulu. Arca tersebut dilaporkan sebelumnya telah ditemukan di Cipanas, dekat dengan kawah Gunung Pulosari, dan terdiri dari satu dasar patung dan 5 arca berupa :

1. Shiwa Mahadewa.
2. Durga.
3. Batara Guru.
4. Ganesha
Serta
5. Brahma.

Yang bercorak mirip corak patung yang berada di Jawa Tengah dari awal abad ke 10. Pada situs purbakala dari Banten Girang, yang terletak kira-kira 10 km dari sebelah selatan pelabuhan Banten (sekarang), terdapat suatu reruntuhan dari satu istana yang diperkirakan telah didirikan pada abad ke-10. Banyak ditemukan berbagai unsur pengaruh wilayah Jawa Tengah yang ditemukan pada reruntuhan ini.

Situs-situs arkeologi lain yang berkaitan dengan keberadaan Kerajaan Sunda, masih dapat ditelusuri terutama pada kawasan muara Sungai Ciliwung termasuk situs Sangiang di daerah Pulo Gadung. Hal ini menunjukkan jalur sungai yang merupakan salah satu alat transportasi utama pada masa tersebut.

4. Tulisan Naskah Kuno.


Selain dari beberapa bukti prasasti dan kabar berita dari luar, beberapa karya sastra dan karya bentuk lainnya dari naskah lama juga digunakan dalam merujuk pada keberadaan Kerajaaan Sunda diantara naskah-naskah tersebut adalah :

1. Naskah Carita Parahyangan.
2. Naskah Pararaton.
3. Bujangga Manik.
4. Naskah Didaktik Sanghyang Siksakandang Karesian.
5. Naskah Sejarah Sajarah Banten.

5. Keberadaan Prasasti Kawali yang Berada di Kabuyutan Astana Gede, Kawali, Ciamis.

Sapeninggal Prabu Bunisora, kekuasaan kembali lagi ke putra Linggabuana, Niskalawastukancana, yang kemudian memimpin selama 104 tahun (1371-1475). Dari istri pertama, Nay Ratna Sarkati, beliau memiliki putra Sang Haliwungan (Prabu Susuktunggal), yang diberi kekuasaan bawahan di daerah sebelah barat Citarum (daerah asal Sunda). Prabu Susuktunggal yang berkuasa dari Pakuan Padjajaran, membangun pusat pemerintahan ini dengan mendirikan keraton Sri Bima Punta Narayana  Madura Suradipati. Pemerintahannya terbilang lama (1382-1482), karena sudah dimulai saat ayahnya masih berkuasa di wilayah timur. Dari Nay Ratna Mayangsari, istrinya yang kedua, beliau memiliki putera Ningratkancana (Prabu Dewaniskala), yang meneruskan kekuasaan ayahnya di daerah Galuh (1475-1482).


Susuktunggal dan Ningratkancana menyatukan para ahli warisnya dengan menikahkan Jayadewata (putra Ningratkancana) dengan Ambetkasih (putra Susuktunggal). Tahun 1482, kekuasaan Sunda dan Galuh kembali disatukan Jayadewata, yang bergelar Sri Baduga Maharaja.

6. Menyebarnya Pengaruh Islam Pada Kerajaan Sunda.

Pengaruh Islam sudah mulai masuk ke wilayah Tanah Pasundan pada perkiraan abad ke-7 Masehi. Namun penyebarannya secara pasti baru dimulai pada abad ke-13 Masehi. Pada tahun 1416, Laksamana Zheng He dari Dinasti Ming melakukan ekspedisi ke-5 menuju Nusantara. Dalam rombongannya terdapat Syekh Hasanuddin yang juga dikenal sebagai Syekh Quro berasal dari Champa.


Saat armada Zheng He singgah di Karawang, Syekh Hasanuddin beserta pengikutnya turun dan bermukim di Tanjungpura. Atas izin Prabu Niskala Wastu Kancana, Syekh Hasanuddin mendirikan pesantren bernama Pondok Qura di Tanjungpura, yang merupakan pesantren tertua di Jawa Barat. Beliau kemudian menjadi guru dari Nyi Mas Subanglarang, salah-satu istri dari Prabu Sri Baduga Maharaja yang beragama Islam.

Comments