Dunia Politik Kerajaan Tarumanegara
Raja Purnawarman adalah raja salah satu raja dari Kerajaan Tarumanegara yang memiliki pengaruh besar dan telah berhasil memakmurkan kehidupan rakyatnya.
Hal ini terbukti dari tulisan prasasti Tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat Kerajaan Tarumanegara.
Kehidupan Perekonomian Rakyat Tarumanegara
Prasasti tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan kepada rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sebagai jalan saluran air sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini memiliki arti ekonomis yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Dampanya adalah kehidupan perekonomian masyarakat di Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur dan sangat makmur dari.
Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur tertata dengan rapi, hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Raja Purnawarman yang terus berusaha bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggapnya sangat penting dalam melaksanakan upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan terhadap para dewa.
Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara
Terlihat dari segi teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari setiap prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti nyata kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah sangat tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada saat di bawah kekuasaan Raja Purnawarman (Raja ke-3 dari Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas wilayah Jawa Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja yang paling di hormati dan memiliki pengaruh yang besar dalam lingkungan kerajaan, hal ini dapat diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu kaki itu adalah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja dari negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".
Pada masa kejayaannya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui pengendalian kepada kerajaan-kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yang sangat mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga.
Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi salah satu mata pencaharian kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa paling jaya dari Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang mampu berkorban lebih dari 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.
Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara jelas penyebabnya, karena prasasti yang ditemukan sebagian besar hanya menyampaikan tanda saat pemerintahan raja Purnawarman dan sisanya belum dapat ditafsirkan secara lebih lengkap.
Tarumanagara sendiri hanya diakui mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, yang digantikan oleh menantunya, Tarusbawa dari Sunda. Suami Manasih putri pertama dari Linggawarman kakak dari Sobakancana yang telah menjadi isteri dari Dapuntahyang Sri Jayanasa (cikal bakal pendiri Kerajaan Sriwijaya).
Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya tersebut, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara sudah resmi berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa sendiri sebenarnya jika diberikan pilihan, maka dia akan lebih memilih untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Kerajaan Galuh (bekas kerajaan bawahan Tarumanegara) saja yang tidak setuju dan memutuskan untuk berpisah dari kerajaan Sunda yang mewarisi wilayah kekuasaan Tarumanagara.
Raja Purnawarman adalah raja salah satu raja dari Kerajaan Tarumanegara yang memiliki pengaruh besar dan telah berhasil memakmurkan kehidupan rakyatnya.
Hal ini terbukti dari tulisan prasasti Tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat Kerajaan Tarumanegara.
Kehidupan Perekonomian Rakyat Tarumanegara
Prasasti tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan kepada rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sebagai jalan saluran air sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini memiliki arti ekonomis yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Dampanya adalah kehidupan perekonomian masyarakat di Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur dan sangat makmur dari.
Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur tertata dengan rapi, hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Raja Purnawarman yang terus berusaha bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggapnya sangat penting dalam melaksanakan upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan terhadap para dewa.
Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara
Terlihat dari segi teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari setiap prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti nyata kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah sangat tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada saat di bawah kekuasaan Raja Purnawarman (Raja ke-3 dari Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas wilayah Jawa Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja yang paling di hormati dan memiliki pengaruh yang besar dalam lingkungan kerajaan, hal ini dapat diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu kaki itu adalah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja dari negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".
Pada masa kejayaannya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui pengendalian kepada kerajaan-kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yang sangat mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga.
Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi salah satu mata pencaharian kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa paling jaya dari Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang mampu berkorban lebih dari 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.
Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara jelas penyebabnya, karena prasasti yang ditemukan sebagian besar hanya menyampaikan tanda saat pemerintahan raja Purnawarman dan sisanya belum dapat ditafsirkan secara lebih lengkap.
Tarumanagara sendiri hanya diakui mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, yang digantikan oleh menantunya, Tarusbawa dari Sunda. Suami Manasih putri pertama dari Linggawarman kakak dari Sobakancana yang telah menjadi isteri dari Dapuntahyang Sri Jayanasa (cikal bakal pendiri Kerajaan Sriwijaya).
Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya tersebut, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara sudah resmi berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa sendiri sebenarnya jika diberikan pilihan, maka dia akan lebih memilih untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Kerajaan Galuh (bekas kerajaan bawahan Tarumanegara) saja yang tidak setuju dan memutuskan untuk berpisah dari kerajaan Sunda yang mewarisi wilayah kekuasaan Tarumanagara.
Comments
Post a Comment